Kondisi laut dengan gelombang dan kecepatan angin yang
tergolong kecil, pantai teluk Jontona, memang dianggap layak untuk usaha
budidaya kerang mutiara. Kehadiran perusahaan yang bergerak dalama bidang
perikanan budidaya, setidaknya dapat memberi dampak positif bagi desa Jontona
khususnya dan Kabupaten Lembata umumnya.
Jontona tidak saja dikenal dengan wisata budayanya, namun
juga pantai teluk nan tenang itu. Ulasan sebelumnya yang dirilis beberapa bulan
silam, sudah digambarkan betapa pantai teluk itu sering didatangi wisatawan
asing dengan kapal pesiarnya.
Ketika di Jontan, wisatawan sering menyusuri garis pantai
teluk Jontona dengan menggunakan perahu boat mereka. Nah sudah tentu, aksi para
turis asing ini akan terganggu dengan keberadaan bola-bola hitam di perairan
teluk Jontona.
Keberadaan pelampung berbentuk bola hitam yang membentang
hingga jauh ketengah laut juga ikut mempersempit jalur masuk kapal wisatawan.
Dan bukan tidak mungkin, jika satu ketika teluk indah Jontona, kehilangan daya
tarik dari wisatawan.
Keluhan juga disampaikan seorang nelayan di kampung Jontona.
Dia mengatakan, nelayan dilarang memancing atau mencari ikan di tempat
budidaya, padahal menurut pemancing tradisional itu, ikan terbanyak ada di
tempat budidaya.
“Kita tidak bisa mancing lagi disitu, mereka larang. Padahal
dulu kami selalu mancing ditempat itu, karena ikan banyak,” kata nelayan yang
takut disebut namanya itu.
Akibat larangan, area pencarian nelayan tradsional di kampung
orang Lewohala pun semakin menjauh, padahal mereka hanya menggunakan perahu
dayung. Nelayan lainnya pun mengaku rentangan tali jangkar sangat panjang
hingga ke luar area budidaya. Akibatnya, ikan yang dipancing sering nyangkut di
tali jangkar blok mutiara.
Selain itu, keberadaan budidaya mutiara berpotensi pada
kerusakan ekosistem bawah laut. keberadaannya di pantai teluk itu dengan
sendiri memicu aktivitas manusia yang berlebihan di lahan atas.
Kesibukan karyawan setiap harinya di area budidaya, dapat
meningkatkan muatan sedimen pada badan air yang akan berakibat pada tingginya
kekeruhan perairan, sehingga berpotensi mengurangi penetrasi cahaya.
Hal ini dapat menimbulkan gangguan terhadap produktivitas
primer ekosistem padang lamun dan terumbuh karang karena lamun dan
terumbuh karang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi untuk
berfotosintesis.
Dengan melihat segala potensi dan kelemahan yang diurai dalam
laporan ini, maka sangat dibutuhkan perhatian dari semua pihak khususnya
pemerintahan desa dan pemerintahan kabupaten, untuk dapat membangun menjalin
komunikasi dengan pihak investor secara intens, sehingga ke depan tidak
menimbulkan kerugian pada salah satu pihak.
Sumber : Flores Bangkit
0 komentar:
Posting Komentar